Aqiqah adalah praktik sunnah dalam agama Islam yang berasal dari ajaran Nabi Muhammad SAW. Praktik ini melibatkan penyembelihan hewan kurban sebagai tanda syukur atas kelahiran seorang anak. Berikut adalah sejarah singkat aqiqah:
Asal-usul: Aqiqah didasarkan pada Kelebihan Anak Bila Di Aqiqah hadis-hadis yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW. Hadis tersebut memberikan petunjuk kepada umat Islam untuk melaksanakan aqiqah sebagai tanda syukur atas kelahiran seorang anak. Sebagai contoh, Nabi Muhammad SAW menyembelih dua ekor kambing untuk aqiqah sebagai tanda kelahirannya sendiri.
Praktik pada masa awal Islam: Praktik aqiqah telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada masa itu, orangtua akan menyembelih hewan, seperti kambing atau domba, sesuai dengan jumlah anak yang lahir. Daging hewan tersebut kemudian didistribusikan paket aqiqah jogja kepada keluarga, tetangga, dan orang-orang yang membutuhkan sebagai bentuk sedekah.
Makna dan tujuan: Aqiqah memiliki beberapa tujuan. Salah satunya adalah ungkapan rasa syukur kepada Allah atas anugerah kelahiran seorang anak. Aqiqah juga sebagai bentuk pengorbanan untuk anak, di mana orangtua menyembelih hewan sebagai tanda kasih sayang dan perlindungan terhadap anak tersebut. Selain itu, praktik ini juga memberikan kesempatan untuk berbagi kebahagiaan dengan orang lain melalui distribusi daging kepada yang membutuhkan.
Praktik saat ini: Hingga saat ini, aqiqah masih diamalkan oleh umat Islam di seluruh dunia. Praktik ini biasanya dilakukan beberapa hari setelah kelahiran anak, meskipun ada kebebasan waktu dalam melaksanakannya. Hewan yang biasanya digunakan dalam aqiqah adalah kambing atau domba, dan penyembelihan dilakukan dengan menyebut nama Allah SWT.
Aqiqah merupakan salah satu amalan sunnah yang dianjurkan dalam Islam. Praktik ini membawa makna keagamaan dan sosial yang mendalam, di mana umat Islam menunjukkan rasa syukur kepada Allah SWT, memberikan perlindungan dan kasih sayang kepada anak, serta berbagi rezeki dengan sesama.